Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya
Jus In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih sederhana pengertian pemborosan: Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan
7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena :
Over produksi
Waktu menunggu
Transportasi
Pemrosesan
Tingkat persediaan barang
Gerak
Cacat produksi
Minggu, 29 Mei 2011
Elemen Sistem Produksi
Elemen-elemen Just In Time
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (layout)
Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat
Peranan operator
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
Sistem Kanban
1. Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot
Pemilahan kegiatan set up
Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:
1) Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan cetakan, dan lain-lain.
2) Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
b. Langkah mengurangi waktu set up:
Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal set up).
Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain.
Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain.
Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
Contoh:
Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit. Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya = 1 jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
2. Aliran produksi lancar (layout)
Pemborosan yang berkaitan dengan process Layout
Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
Pemborosan transportasi dan material handling
Akumulasi persediaan dalam proses
Penanganan material berganda bahkan beberapa kali
Lead time produksi yang sangat panjang
Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi
Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan
Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
c. Aliran Produksi
Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan.
Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan.
Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda.
Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses.
Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk.
Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
3. Produksi tanpa kerusakan mesin
a. Preventive Maintenance
1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 3.
2) Faktor penyebab gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 4.
3) Gangguan mesin dan penanggulangannya dapat dilihat pada gambar 5.
b. Total Productive Maintenance
Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan, pengencangan baut, dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin.
Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar.
Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
Sementara karyawan bagian pemeliharaan, bisa melakukan antara lain
1) Membantu operator produksi mempelajari kegiatan perawatan yang dapat dilakukan sendiri.
2) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi berkala, bongkar pasang, dan penyesuaian atau penyetelan kembali.
3) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi mesin.
4) Membantu operator menaikan kemampuan perawatan, dan lain-lain.
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (layout)
Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat
Peranan operator
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
Sistem Kanban
1. Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot
Pemilahan kegiatan set up
Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:
1) Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan cetakan, dan lain-lain.
2) Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
b. Langkah mengurangi waktu set up:
Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal set up).
Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain.
Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain.
Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
Contoh:
Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit. Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya = 1 jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
2. Aliran produksi lancar (layout)
Pemborosan yang berkaitan dengan process Layout
Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
Pemborosan transportasi dan material handling
Akumulasi persediaan dalam proses
Penanganan material berganda bahkan beberapa kali
Lead time produksi yang sangat panjang
Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi
Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan
Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
c. Aliran Produksi
Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan.
Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan.
Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda.
Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses.
Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk.
Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
3. Produksi tanpa kerusakan mesin
a. Preventive Maintenance
1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 3.
2) Faktor penyebab gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 4.
3) Gangguan mesin dan penanggulangannya dapat dilihat pada gambar 5.
b. Total Productive Maintenance
Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan, pengencangan baut, dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin.
Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar.
Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
Sementara karyawan bagian pemeliharaan, bisa melakukan antara lain
1) Membantu operator produksi mempelajari kegiatan perawatan yang dapat dilakukan sendiri.
2) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi berkala, bongkar pasang, dan penyesuaian atau penyetelan kembali.
3) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi mesin.
4) Membantu operator menaikan kemampuan perawatan, dan lain-lain.
Konsep Sistem Produksi
Sistem PPC
1. Keputusan utama
a.Penjadwalan jobs, alokasi kebutuhan material dan penerimaan order
b.Alokasi kebutuhan & kapasitas fasilitas
2. Tujuan utama:
a.Maksimasi pelayanan konsumen (QCD)
bMinimasi investasi & inventory
c.Maksimasi efisiensi dan efektivitas penggunan fasilitas
3. Fungsi yang terlibat:
a.Perencanaan produksi
b.Perencanaan persediaan
c.Perencanaan kapasitas
d.Pengesahan produksi dan pengadaan
e.Order produksi dan jadwal produksi
f.Pengendalian
g.Penyimpanan dan pergerakan material
Sistem Fisik
1.Tenaga Kerja
2.Mesin
3.Peralatan
4.Lingkungan kerja
Performansi Sistem PPC
1.Tingkat kemungkinan dilaksanakan
2.Tingkat kemudahan dalam pengendalian
3.Tingkat keseimbangan antar stasiun kerja
Performansi Sistem Fisik
1.Pencapaian target produksi
2.Kualitas produksi
3.Ongkos produksi
4.Kepuasan Kerja
Komponen2 Performansi Sistem Fisik:
1. Waktu kerja yang tersedia
jumlah orang atau mesin x jam kerja/shift x jumlah shift/hari x hari kerja/periode
2. Utilisasi
3. Efisiensi =
4. Waktu set up (setup time)
5. Waktu proses (processing time/run time)
6. Waktu antrian (queue time) = saat mulai proses – saat produk tiba
7. Waktu menunggu (waiting/idle time)
saat mulai proses produk ke-n – saat selesai proses produk ke-(n-1)
8. Waktu bergerak (move time)
Strategi Respon Terhadap Permintaan
1. Design-to-Order
2. Make-to-Order
3. Assemble-to-Order
4. Make-to-Stock
5. Make-to-Demand
Strategi Desain Proses Manufakturing
1.Job Shop
2.Project (No Product Flow)
3.Line Flow
4.Flexible Manufacturing System (FMS)
5.Agile Manufacturing Sytem (AMS)
Strategi Sistem PPC
1. Project Management (PM)
a . Penyusunan dan pendefinisian proyek
b.Perencanaan Proyek
c.Pelaksanaan Proyek
d.Penyelesaian dan Evaluasi Proyek
2. Manufacturing Resources Planning
Sistem informasi terintegrasi diantara berbagai aktivitas produksi dan area fungsional lainnya
3. Just-In-Time (JIT) àfilosofi
Memproduksi produk yg dibutuhkan, pada saat dibutuhkan, dalam jumlah yang dibutuhkan, pada tingkat kualitas prima, dengan cara waste elimination dan continous improvement
4. Continous Process Control
Hirarki fungsional:
a. Pengukuran Proses & Pengendalian I/O
b. Pengendalian Proses Langsung (aliran, temperatur&variabel lain)
c. Pemantauan Proses
d. Manajemen Proses
5. Flexible Control System ( FMS)
6. Agile Control System(ACS): perpaduan antara JIT-MRP II
1. Keputusan utama
a.Penjadwalan jobs, alokasi kebutuhan material dan penerimaan order
b.Alokasi kebutuhan & kapasitas fasilitas
2. Tujuan utama:
a.Maksimasi pelayanan konsumen (QCD)
bMinimasi investasi & inventory
c.Maksimasi efisiensi dan efektivitas penggunan fasilitas
3. Fungsi yang terlibat:
a.Perencanaan produksi
b.Perencanaan persediaan
c.Perencanaan kapasitas
d.Pengesahan produksi dan pengadaan
e.Order produksi dan jadwal produksi
f.Pengendalian
g.Penyimpanan dan pergerakan material
Sistem Fisik
1.Tenaga Kerja
2.Mesin
3.Peralatan
4.Lingkungan kerja
Performansi Sistem PPC
1.Tingkat kemungkinan dilaksanakan
2.Tingkat kemudahan dalam pengendalian
3.Tingkat keseimbangan antar stasiun kerja
Performansi Sistem Fisik
1.Pencapaian target produksi
2.Kualitas produksi
3.Ongkos produksi
4.Kepuasan Kerja
Komponen2 Performansi Sistem Fisik:
1. Waktu kerja yang tersedia
jumlah orang atau mesin x jam kerja/shift x jumlah shift/hari x hari kerja/periode
2. Utilisasi
3. Efisiensi =
4. Waktu set up (setup time)
5. Waktu proses (processing time/run time)
6. Waktu antrian (queue time) = saat mulai proses – saat produk tiba
7. Waktu menunggu (waiting/idle time)
saat mulai proses produk ke-n – saat selesai proses produk ke-(n-1)
8. Waktu bergerak (move time)
Strategi Respon Terhadap Permintaan
1. Design-to-Order
2. Make-to-Order
3. Assemble-to-Order
4. Make-to-Stock
5. Make-to-Demand
Strategi Desain Proses Manufakturing
1.Job Shop
2.Project (No Product Flow)
3.Line Flow
4.Flexible Manufacturing System (FMS)
5.Agile Manufacturing Sytem (AMS)
Strategi Sistem PPC
1. Project Management (PM)
a . Penyusunan dan pendefinisian proyek
b.Perencanaan Proyek
c.Pelaksanaan Proyek
d.Penyelesaian dan Evaluasi Proyek
2. Manufacturing Resources Planning
Sistem informasi terintegrasi diantara berbagai aktivitas produksi dan area fungsional lainnya
3. Just-In-Time (JIT) àfilosofi
Memproduksi produk yg dibutuhkan, pada saat dibutuhkan, dalam jumlah yang dibutuhkan, pada tingkat kualitas prima, dengan cara waste elimination dan continous improvement
4. Continous Process Control
Hirarki fungsional:
a. Pengukuran Proses & Pengendalian I/O
b. Pengendalian Proses Langsung (aliran, temperatur&variabel lain)
c. Pemantauan Proses
d. Manajemen Proses
5. Flexible Control System ( FMS)
6. Agile Control System(ACS): perpaduan antara JIT-MRP II
Strategi Pemasaran
Ketika kita mulai kreatif dengan artikel pendek maka sebenarnya artikel apapun termasuk artikel kata bijak bisa dipoles agar artikel tersebut bisa menjadi bagian dari strategi pemasaran yang tidak langsung. Artinya kita dapat memoles kata bijak seperti Tiada Rotan Akar Pun Jadi, dengan ilustrasi yang sesuai dengan kegiatan bisnis. Katakanlah ketika berbicara Autoresponder maka kita bisa mengatakan: Jika belum punya dana untuk beli yang mahal, gunakan saja Autoresponder Gratis
Perhatikan bahwa ketika Anda memberikan ilustrasi yang sama dengan Tiada Rotan Akar pun Jadi, dengan Autoresponder tadi maka secara tak langsung strategi pemasaran Autorsponder Gratis Anda sudah berjalan, setidaknya dengan ngelink ke Artikel Autoresponder Gratis maka blog Anda tentang hal itu akan mendapatkan point tambahan untuk rangking di Search Engine. Itu baru saja saya lakukan, hehe..
Nah bagamana kata bijak yang berbunyi: Tiada Rotan Akar Pun Jadi tersebut digunakan sebagai bagian strategi pemasaran untuk menjual website dan kursus bahasa inggris? Jawabanya ada di blog tentang kata bijak, tepatnya ada di artikel ini, silahkan Anda baca dengan seksama ya: Tiada Rotan Akar Pun Jadi
Yes, tentunya agar kata bijak seperti contoh diatas bisa dipoles untuk menyelipkan strategi promosi Anda maka kata bijak tersebut perlu diuraikan menjadi artikel yang sedikit lebih panjang, agar Anda leluasa memainkan kata termasuk leluasa juga untuk menarget suatu kata kunci. Seperti itulah tips yang saya dapatkan ketika belajar seo di Asian Brain. Of course bukan hanya kata bijak saja yang bisa Anda kupas, melainkan juga pribahasa, kata mutiara dan sebagainya.
Perhatikan bahwa ketika Anda memberikan ilustrasi yang sama dengan Tiada Rotan Akar pun Jadi, dengan Autoresponder tadi maka secara tak langsung strategi pemasaran Autorsponder Gratis Anda sudah berjalan, setidaknya dengan ngelink ke Artikel Autoresponder Gratis maka blog Anda tentang hal itu akan mendapatkan point tambahan untuk rangking di Search Engine. Itu baru saja saya lakukan, hehe..
Nah bagamana kata bijak yang berbunyi: Tiada Rotan Akar Pun Jadi tersebut digunakan sebagai bagian strategi pemasaran untuk menjual website dan kursus bahasa inggris? Jawabanya ada di blog tentang kata bijak, tepatnya ada di artikel ini, silahkan Anda baca dengan seksama ya: Tiada Rotan Akar Pun Jadi
Yes, tentunya agar kata bijak seperti contoh diatas bisa dipoles untuk menyelipkan strategi promosi Anda maka kata bijak tersebut perlu diuraikan menjadi artikel yang sedikit lebih panjang, agar Anda leluasa memainkan kata termasuk leluasa juga untuk menarget suatu kata kunci. Seperti itulah tips yang saya dapatkan ketika belajar seo di Asian Brain. Of course bukan hanya kata bijak saja yang bisa Anda kupas, melainkan juga pribahasa, kata mutiara dan sebagainya.
Bahasa Pemasaran
Dalam komunikasi pemasaran, ada 3 bahasa universal yang paling pupuler.
Yang pertama adalah Sex. Ini bahasa intuisi yang paling digemari praktisi pemasaran. Itu sebabnya, iklan dimanapun dipenuhi model-model cantik, tampan.
Bahasa yang kedua adalah Humor. Hampir semua iklan TV dipenuhi pelawak. Orang nonton TV motivasinya memang cari hiburan.
Bahasa universal yang ketiga adalah Takut. Takut adalah motivasi dasar kenapa orang membeli.
Konsumen punya kebutuhan tinggi terhadap rasa aman dan nyaman. Kalau anda telusuri, hampir semuanya produk punya akar ketakutan ini.
Misalnya :
- orang baca koran : takut akan ketinggalan informasi
- air mineral : takut terhadap polusi
- minum vitamin : takut sakit
Takut seringkali dilupakan pemasar karena merupakan bahasa universal yang paling tua dan paling sulit diolah menjadi pesan dibandingkan dengan humor dan sex. Hanya saja jika ada momen yang pas seperti wabah SARS, tragedi bom Bali, maka peluang ini baru dimanfaatkan pemasar.
Padahal, takut merupakan motivasi yang memiliki daya jual yang jauh lebih tinggi ketimbang humor dan sex.
Maka dari itu, temukan rasa takut itu, kemas dan jual dengan bagus, maka sukses terjamin ditangan Anda.
Yang pertama adalah Sex. Ini bahasa intuisi yang paling digemari praktisi pemasaran. Itu sebabnya, iklan dimanapun dipenuhi model-model cantik, tampan.
Bahasa yang kedua adalah Humor. Hampir semua iklan TV dipenuhi pelawak. Orang nonton TV motivasinya memang cari hiburan.
Bahasa universal yang ketiga adalah Takut. Takut adalah motivasi dasar kenapa orang membeli.
Konsumen punya kebutuhan tinggi terhadap rasa aman dan nyaman. Kalau anda telusuri, hampir semuanya produk punya akar ketakutan ini.
Misalnya :
- orang baca koran : takut akan ketinggalan informasi
- air mineral : takut terhadap polusi
- minum vitamin : takut sakit
Takut seringkali dilupakan pemasar karena merupakan bahasa universal yang paling tua dan paling sulit diolah menjadi pesan dibandingkan dengan humor dan sex. Hanya saja jika ada momen yang pas seperti wabah SARS, tragedi bom Bali, maka peluang ini baru dimanfaatkan pemasar.
Padahal, takut merupakan motivasi yang memiliki daya jual yang jauh lebih tinggi ketimbang humor dan sex.
Maka dari itu, temukan rasa takut itu, kemas dan jual dengan bagus, maka sukses terjamin ditangan Anda.
Produk Pemasaran
Produk adalah objek yang sangat vital yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mendatangkan keuntungan atau laba yang akan tetap menjaga operasional dan kesehatan suatu perusahaan. Dengan melalui produk, produsen dapat memanjakan konsumen. Karena dari produk akan dapat diketahui, seberapa besar kepuasan dan kebutuhan akan produk itu sendiri dalam kehidupan konsumen.
Sedangkan produk itu sendiri memilki sifat dan karakteristik yang amat beragam, dan suatu produk yang potensial adalah suatu produk yang sering diburu konsumen, bahkan tidak perlu melakukan promosi dalam manjemen pemasaran. Berikut beberapa hal karakterisitik dari produk yang berupa jasa yang mungkin harus Anda ketahui dalam menetapkan strategi pemasaran:
Produk jasa adalah produk yang dipasarkan di pasaran yang memiliki sifat yang tidak berwujud. Karena biasanya produk jasa adalah tidak bisa dilihat, namun dapat dirasakan. Selain itu, produk jasa juga tidak bisa diraba, dicium namun bisa sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang aktivitas konsumen.
Produk jasa yang ditawarkan ke konsumen sifatnya tidak bisa dipisahkan dari perihal faktor yang mendukung dari terciptanya produk berupa jasa itu sendiri. Sebagai contoh produk dari jasa penginapan yang ditawarkan dari suatu wisma, maka produk jasa itu sendiri tidak akan bisa dipisahkan dari bangunan wisma itu sendiri, tempat produk jasa itu dipasarkan.
Produk jasa juga memiliki sifat yang dinamis yang mengikuti perkembangan pola hidup konsumen yang menjadi target pemasaran. Karena mengikuti tuntutan update dari strategi pemasaran itu sendiri, maka produk jasa yang ditawarkan juga akan mengalami perubahan untuk menunjang pemasaran dengan hasil yang maksimal yang akan didapatkan oleh perusahaan. Perubahan dari produk jasa ini akan menciptakan persaingan usaha baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. Sebagai contoh harga penginapan dari suatu wisma akan berbeda tarifnya dengan jasa produk yang ditawarkan oleh hotel dengan kelas berbintang.
Produk jasa biasanya memilki dan bersaing dengan berpacunya waktu, sehingga memiliki daya tahan tertentu. Dalam hal ini dapat juga dibilang produk jasa tidak dapat disimpan, oleh karena itu manfaatnya biasanya hanya dapat dirasakan pada saat melakukan transaksi pembelian dari produk jasa itu sendiri.
Pasar Modern
Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermarket, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.
Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermarket, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.
Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.
Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.
Pengertian Pasar
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (lih. kepemilikan) jasa dan barang.
Secara historis, pasar berasal di pasar fisik yang sering akan berkembang menjadi - atau dari - komunitas kecil, kota dan kota.
sumber : didikjp.blogspot.com
Rabu, 25 Mei 2011
Teori X dan Y dalam kepemimpinan
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
A. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk menemukan apa yang anda butuhkan.
Sumber : faris 2ka10 http://farlangaulz.blogspot.com/2011/04/tugas-softskill-pertemuan-ketiga-faris.html
A. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk menemukan apa yang anda butuhkan.
Sumber : faris 2ka10 http://farlangaulz.blogspot.com/2011/04/tugas-softskill-pertemuan-ketiga-faris.html
Kemimpinan Demokratis,otokratis dan otodidak
Demokratis
Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006, p. 61).
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987, pp. 196-198):
1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Handoko dan Reksohadiprodjo, 1997, p. 304):
1. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
3. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
Otokratis
Menurut Rivai (2003), kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi (p. 61).
Lebih lanjut Sukanto (1987) menyebutkan ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (pp. 196-198):
1. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
2. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (p. 304):
1. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
3. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
4. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya
Otodidak
Menurut saya kepemimpian otodidak adalah seorang pemimpin yang menemukan cara nya memimpin dengan proses nya pembelajarannya sendiri berdasarkan pengalaman hidup/latar belakang.
contohnya soekarno dan hitler,keduanya memiliki karakter yang sangat kuat,yang terbentuk dari latar belakang yang berbeda serta pengalaman hidup mereka semasa kecil hingga dewasa mempengaruhi gaya kepemimpinannya.
Sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com
Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006, p. 61).
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987, pp. 196-198):
1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Handoko dan Reksohadiprodjo, 1997, p. 304):
1. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
3. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
Otokratis
Menurut Rivai (2003), kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi (p. 61).
Lebih lanjut Sukanto (1987) menyebutkan ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (pp. 196-198):
1. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
2. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (p. 304):
1. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
3. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
4. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya
Otodidak
Menurut saya kepemimpian otodidak adalah seorang pemimpin yang menemukan cara nya memimpin dengan proses nya pembelajarannya sendiri berdasarkan pengalaman hidup/latar belakang.
contohnya soekarno dan hitler,keduanya memiliki karakter yang sangat kuat,yang terbentuk dari latar belakang yang berbeda serta pengalaman hidup mereka semasa kecil hingga dewasa mempengaruhi gaya kepemimpinannya.
Sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com
Apakah Motivasi itu ?
"Motivasi adalah seni membuat orang melakukan apa yang Anda inginkan untuk mereka lakukan, karena mereka ingin melakukannya." –Dwight D Eisenhower
Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan.
Motivasi merupakan salah satu dari unsur terpenting bagi seseorang. Motivasi itulah yang akan menjadikan seseorang lebih kuat keinginan untuk mencapai sesuatu atau tidak.
Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan.
Motivasi merupakan salah satu dari unsur terpenting bagi seseorang. Motivasi itulah yang akan menjadikan seseorang lebih kuat keinginan untuk mencapai sesuatu atau tidak.
konsep diri saya menurut teman-teman
Setelah saya bertanya kepada teman-teman tentang konsep diri saya,mereka menjawab,bahwa saya termasuk orang yang terbuka,bersikap tenang dalam menghadapi persoalan,secara tidak langsung,saya lebih dewasa dari mereka yang rata-rata di semester 4 ini ,mereka ber-umur sekitar 20-22 tahun,sedangkan saya lahir pada tahun 1986,maka saat ini saya berumur 25 tahun,karena memiliki keinginan kuat untuk belajar,maka saya melanjutkan kuliah di gunadarma ,masuk pada tahun 2009,walau seharusnya yang seumuran saya sudah lulus dan memiliki gelar S1,namun saya tidak gentar,karena konsep diri saya yang selalu optimis bahwa dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan
Konsep diri
Konsep diri saya terbuka dengan orang lain,kecuali untuk hal2 yang sangat sifatnya privat,karena saya selain sebagai mahasiswa ,saya juga menjadi vokalis/gitaris dalam sebuah band,dimana kita harus berinteraksi dengan banyak orang,dengan konsep diri yang terbuka sangat membantu untuk berkomunikasi dengan penonton,teman dan orang tua,ketika seseorang memikili sifat tertutup,orang tersebut cenderung akan selalu merenung,karena segala sesuatunya dia simpan sendiri dalam hati,tidak terbuka. ( dalam beberapa kasus,memang hal2 pribadi sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain ),namun ada baiknya kita "share" dengan teman yang bisa dipercaya,karena dengan keterbukaan maka hidup akan terasa lebih mudah dan indah
Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil.
Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil.
Komponen sosio teknologi
Teknologi dilihat dari berbagai perpektif, namun intinya adalah berusaha kritis terhadap keberadaan teknologi yang biasanya dipandang deterministikpositivistik, khususnya di negara-negara yang “sepertinya” menjadi konsumen abadi dari teknologi seperti Indonesia.
Dalam keilmuan ini, teknologi dipandang sebagai sebuah produk budaya yang tidak netral, tidak bebas nilai. Teknologi merupakan ungkapan suatu kebudayaan tertentu dimana teknologi itu lahir. Di dalam produk teknologi itu embedded nilai-nilai, budaya, mistis, moralitas, hingga kepada pola kerja, pola perilaku maupun pola produksi.
Maka dari itu, dalam transfer teknologi, pilihan-pilihan teknologi yang dilakukan harus mempertimbangkan sangat banyak faktor, terutama dampak-dampak dari keberadaa barang asing tersebut di lingkungan barunya. Kapasitas sebagai pola pikir membangun sistem yang bertolak dari komponen organisasi, komponen sosial, komponen sistem informasi dan komponen teknologi sehingga membangun organisasi yang disebut juga sistem sosioteknologi. Bertitik tolak dari pemikiran sosio-teknologi, maka melahirkan suatu model.
Dalam keilmuan ini, teknologi dipandang sebagai sebuah produk budaya yang tidak netral, tidak bebas nilai. Teknologi merupakan ungkapan suatu kebudayaan tertentu dimana teknologi itu lahir. Di dalam produk teknologi itu embedded nilai-nilai, budaya, mistis, moralitas, hingga kepada pola kerja, pola perilaku maupun pola produksi.
Maka dari itu, dalam transfer teknologi, pilihan-pilihan teknologi yang dilakukan harus mempertimbangkan sangat banyak faktor, terutama dampak-dampak dari keberadaa barang asing tersebut di lingkungan barunya. Kapasitas sebagai pola pikir membangun sistem yang bertolak dari komponen organisasi, komponen sosial, komponen sistem informasi dan komponen teknologi sehingga membangun organisasi yang disebut juga sistem sosioteknologi. Bertitik tolak dari pemikiran sosio-teknologi, maka melahirkan suatu model.
Pengertian sosio teknologi
• Sosio-teknologi” adalah bidang kajian baru yang berusaha melihat pengaruh evolusi teknologi dalam kehidupan sosial. Bersamaan dengan lahirnya postmodernisme, orang mulai meninggalkan pembagian Aristotelian dalam disiplin ilmu, contohnya dengan lahirnya kajian kompleksitas, teori pattern language dalam arsitektur dan lain-lainnya.
• “Sosio-teknologi” kira-kira lahir dalam lingkungan semangat demikian, di samping bahwa ada keprihatinan langsung atas ‘liarnya’ perkembangan teknologi yang sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan moralitas dan kehidupan sosial Sosio-teknologi memiliki relevansi khusus di negaranegara berkembang seperti Indonesia dan banyak negara lainnya.
• Sosioteknologi adalah keilmuan yang merupakan relasi daripada keilmuan sosial (social sciences) dengan teknologi (engineering).
• Teknologi dilihat dari berbagai perpektif, namun intinya adalah berusaha kritis terhadap keberadaan teknologi yang biasanya dipandang deterministikpositivistik, khususnya di negara-negara yang “sepertinya” menjadi konsumen abadi dari teknologi seperti Indonesia.
• Dalam keilmuan ini, teknologi dipandang sebagai sebuah produk budaya yang tidak netral, tidak bebas nilai.
• Teknologi merupakan ungkapan suatu kebudayaan tertentu dimana teknologi itu lahir. Di dalam produk teknologi itu embedded nilai-nilai, budaya, mistis, moralitas, hingga kepada pola kerja, pola perilaku maupun pola produksi.
• Maka dari itu, dalam transfer teknologi, pilihanpilihan teknologi yang dilakukan harus mempertimbangkan sangat banyak faktor, terutama dampak-dampak dari keberadaa barang asing tersebut di lingkungan barunya.
• Sebuah film yang sangat baik mengilustrasikan tentang ranah garapan keilmuan ini adalah film “God Must Be Crazy”.
• KAPASITAS sebagai pola pikir membangun sistem yang bertolak dari komponen organisasi, komponen sosial, komponen sistem informasi dan komponen teknologi sehingga membangun organisasi yang disebut juga sistem sosioteknologi
• Bertitik tolak dari pemikiran sosio-teknologi, maka melahirkan suatu model menerapkan kerangka berpikir KAPASITAS dalam melaksanakan perubahan yang berencana dan berkesinambungan.
dari berbagai sumber
• “Sosio-teknologi” kira-kira lahir dalam lingkungan semangat demikian, di samping bahwa ada keprihatinan langsung atas ‘liarnya’ perkembangan teknologi yang sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan moralitas dan kehidupan sosial Sosio-teknologi memiliki relevansi khusus di negaranegara berkembang seperti Indonesia dan banyak negara lainnya.
• Sosioteknologi adalah keilmuan yang merupakan relasi daripada keilmuan sosial (social sciences) dengan teknologi (engineering).
• Teknologi dilihat dari berbagai perpektif, namun intinya adalah berusaha kritis terhadap keberadaan teknologi yang biasanya dipandang deterministikpositivistik, khususnya di negara-negara yang “sepertinya” menjadi konsumen abadi dari teknologi seperti Indonesia.
• Dalam keilmuan ini, teknologi dipandang sebagai sebuah produk budaya yang tidak netral, tidak bebas nilai.
• Teknologi merupakan ungkapan suatu kebudayaan tertentu dimana teknologi itu lahir. Di dalam produk teknologi itu embedded nilai-nilai, budaya, mistis, moralitas, hingga kepada pola kerja, pola perilaku maupun pola produksi.
• Maka dari itu, dalam transfer teknologi, pilihanpilihan teknologi yang dilakukan harus mempertimbangkan sangat banyak faktor, terutama dampak-dampak dari keberadaa barang asing tersebut di lingkungan barunya.
• Sebuah film yang sangat baik mengilustrasikan tentang ranah garapan keilmuan ini adalah film “God Must Be Crazy”.
• KAPASITAS sebagai pola pikir membangun sistem yang bertolak dari komponen organisasi, komponen sosial, komponen sistem informasi dan komponen teknologi sehingga membangun organisasi yang disebut juga sistem sosioteknologi
• Bertitik tolak dari pemikiran sosio-teknologi, maka melahirkan suatu model menerapkan kerangka berpikir KAPASITAS dalam melaksanakan perubahan yang berencana dan berkesinambungan.
dari berbagai sumber
Seberapakah pentingnya perencanaan dalam Organiasasi
Perencaaan dalam sebuah organisasi sangat lah penting,karena semuanya harus terkonsep,jika sebuah organisasi melakukan sesuatu tanpa perencanaan terlebih dahulu,maka peluang untuk gagal sangatlah besar,karena kita tidak tau bagaimana situasi,masalah2 yang akan muncul di tengah perjalanan.
organisasi tidak dapat berjalan secara spontan/instan,semua memerlukan perencanaan yang matang,mempelajari seluk beluk program yang akan dijalankan,melakukan survei lapangan dan mempertimbangkan keuntungan atau kerugian yang akan di terima jika program/proyek tersebut dilaksanakan.
organisasi tidak dapat berjalan secara spontan/instan,semua memerlukan perencanaan yang matang,mempelajari seluk beluk program yang akan dijalankan,melakukan survei lapangan dan mempertimbangkan keuntungan atau kerugian yang akan di terima jika program/proyek tersebut dilaksanakan.
Tentang Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi
Ciri-Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.
Apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi
Ciri-Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.
Apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Apakah Manager itu ???
Manager adalah : seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
sumber : wikipedia
sumber : wikipedia
Pengertian organisasi
Organisasi merupakan pengaturan yang tersusun dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu (Robins, 2007)
Tiga Ciri Organisasi :
- Tiap oraganisasi mempunyai tujuan yang khas. Tujuan itu biasanya tunjukkan dalam suatu sasaran yang diharapkan untuk dicapai.
- Organisasi membutuhkan Orang-orang yang akan bekerja dalam mengimplementasikan tujuan yang di targetkan
- Semua oraganisasi Menyusun Orang-orang tersebut dalam suatu Struktur sehingga anggota mereka dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan porsi masing-masing
Tiga Ciri Organisasi :
- Tiap oraganisasi mempunyai tujuan yang khas. Tujuan itu biasanya tunjukkan dalam suatu sasaran yang diharapkan untuk dicapai.
- Organisasi membutuhkan Orang-orang yang akan bekerja dalam mengimplementasikan tujuan yang di targetkan
- Semua oraganisasi Menyusun Orang-orang tersebut dalam suatu Struktur sehingga anggota mereka dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan porsi masing-masing
Langganan:
Postingan (Atom)